Di sebuah desa kecil yang terletak jauh dari keramaian kota, terdapat sebuah rumah tua yang dikenal sebagai "Rumah Hantu". Penduduk setempat seringkali memperingatkan anak-anak untuk tidak mendekatinya, terutama saat malam tiba. Konon, rumah itu dihuni oleh arwah seorang wanita yang meninggal tragis beberapa dekade lalu.
Suatu malam, sekelompok remaja, terdiri dari Andi, Maya, dan Budi, memutuskan untuk menghabiskan waktu dengan menjelajahi rumah itu. Mereka mendengar berbagai cerita menyeramkan tentang rumah tersebut, dan rasa penasaran mereka mengalahkan ketakutan. Dengan senter di tangan, mereka melangkah ke dalam rumah yang gelap dan berdebu.
Begitu memasuki rumah, suasana terasa berbeda. Udara terasa dingin dan sunyi, hanya terdengar suara langkah kaki mereka yang bergetar di dinding. Mereka mulai menjelajahi setiap ruangan, dan tak lama kemudian menemukan sebuah cermin besar yang retak. Cermin itu tampak tua dan penuh debu, tetapi ada sesuatu yang membuatnya menarik perhatian.
Saat Budi mengarahkan senter ke cermin, mereka melihat bayangan samar seorang wanita berpakaian putih. Awalnya, mereka mengira itu hanya ilusi, tetapi semakin lama, bayangan itu tampak semakin jelas. Wanita itu berdiri di belakang mereka, wajahnya tidak terlihat, tetapi aura sedih menyelimutinya.
Maya, yang merasa ketakutan, mendorong teman-temannya untuk pergi, tetapi Andi ingin lebih dekat. Ia melangkah ke arah cermin, berusaha untuk melihat lebih jelas. Tiba-tiba, suara lembut terdengar, "Tolong… bantu aku…". Suara itu membuat jantung mereka berdegup kencang.
Ketika Andi mengulurkan tangan ke arah cermin, tiba-tiba cermin itu bergetar dan suara jeritan menggelegar menggema di seluruh rumah. Pintu-pintu rumah itu mendadak tertutup dengan keras, dan lampu senter mereka mulai berkedip. Dalam kepanikan, mereka berlari mencari jalan keluar, tetapi rumah itu seolah tidak memiliki pintu keluar.
Ketika mereka berlari, bayangan wanita itu muncul di setiap sudut, seolah menghalangi jalan mereka. Dalam keadaan putus asa, mereka berteriak memanggil nama satu sama lain, tetapi hanya suara hening yang membalas. Akhirnya, mereka menemukan sebuah jendela yang terbuka, dan tanpa ragu, mereka melompat keluar.
Setelah terjatuh di halaman, mereka berlari sejauh mungkin dari rumah itu tanpa menoleh ke belakang. Ketiganya terengah-engah, merasa terlepas dari ancaman yang mengerikan. Begitu sampai di rumah masing-masing, mereka tidak bisa tidur, terbayang akan kejadian yang baru saja mereka alami.
Keesokan harinya, Andi dan Maya menceritakan pengalaman mereka kepada penduduk desa. Mereka terkejut mendengar bahwa rumah itu memang terkenal dengan cerita arwah wanita yang mencari keadilan. Ternyata, wanita tersebut adalah seorang pengantin yang dibunuh di hari pernikahannya, dan arwahnya terjebak di rumah itu.
Sejak malam itu, Andi, Maya, dan Budi berjanji untuk tidak pernah kembali ke rumah itu. Cerita mereka menjadi legenda di desa, dan meski banyak yang penasaran, tidak ada yang berani mendekati Rumah Hantu lagi. Hingga kini, suara lembut dan jeritan wanita itu masih terdengar di tengah malam, mengingatkan semua orang akan tragedi yang telah terjadi.