Bro, kalau ngomongin NBA, khususnya era 90-an, lo nggak bisa lepas dari nama Patrick Ewing. Nih orang bukan sekadar pemain biasa, tapi ikon New York Knicks yang jadi jagoan di eranya. Emang sih, nggak pernah bawa cincin juara, tapi respect buat Ewing tuh udah level dewa!
Buat lo yang belum kenal atau pengen nostalgia sama aksi-aksi gilanya di lapangan, gas kita bahas perjalanan Ewing dari nol sampai jadi salah satu center paling ditakutin di NBA.
Awal Karier: Dari Jamaika ke Amerika
Patrick Aloysius Ewing lahir di Kingston, Jamaika, 5 Agustus 1962. Yup, dia bukan asli Amrik, bro! Pas umur 12 tahun, dia cabut ke Cambridge, Massachusetts, dan mulai serius ngejar basket. Awalnya malah doyan main kriket sama bola, tapi liat badannya makin gede, akhirnya pindah ke basket.
Pas SMA di Cambridge Rindge & Latin School, Ewing langsung jadi monster. Tinggi, kuat, dan defense-nya gokil! Udah kayak tembok beton. Banyak yang bilang dia bakal jadi next Bill Russell karena punya skill bertahan yang edan sejak muda. Gara-gara itu, banyak banget universitas yang ngebidik dia.
Akhirnya, dia milih kuliah di Georgetown University di bawah pelatih legendaris John Thompson.
Georgetown & Dominasi di NCAA
Masuk Georgetown, Ewing langsung nyetel. Tahun pertama aja udah bawa timnya masuk Final NCAA 1982, tapi sayang kalah dari North Carolina yang waktu itu ada bocah bernama Michael Jordan.
Tapi Ewing nggak nyerah gitu aja. Dia makin sadis dan akhirnya sukses bawa Georgetown juara NCAA tahun 1984. Di dua sisi lapangan, dia kaya predator, nge-block siapa aja dan finishing di ring tanpa ampun.
Prestasinya di NCAA bikin dia langsung jadi prospek nomor satu di NBA Draft 1985. Udah ketebak lah siapa yang ngangkut dia? New York Knicks!
Draft NBA 1985: The Savior of New York Knicks
Tahun 1985, NBA pertama kali pake sistem Draft Lottery, dan Knicks beruntung dapet pick pertama. Mereka nggak pake lama buat ngerekrut Patrick Ewing buat jadi andalan tim.
Langsung di musim rookie-nya, Ewing gacor! Cetak 20 poin per game, 9 rebound, dan 2 block. Hasilnya? NBA Rookie of the Year! Knicks akhirnya punya harapan buat bangkit dari keterpurukan.
Era Kejayaan: Knicks Jadi Raksasa Timur
Selama 15 tahun di Knicks, Ewing selalu jadi tulang punggung tim. Dia bukan cuma pencetak poin gahar, tapi juga rim protector elite yang bikin lawan mikir dua kali sebelum masuk paint area.
Beberapa prestasi gokil yang bikin Ewing jadi legenda:
- 11x NBA All-Star
- 2x Final NBA (1994, 1999)
- Top scorer sepanjang masa New York Knicks
- 3x All-Defensive Team
- Big man dengan mid-range jumper paling luwes
Momen paling memorable? NBA Finals 1994. Knicks akhirnya sampe ke puncak, ketemu Hakeem Olajuwon & Houston Rockets. Duel dua raksasa ini jadi salah satu yang paling seru sepanjang masa, tapi sayangnya Knicks kalah di game 7.
Tapi tetep, Ewing udah buktiin kalo dia bisa bawa Knicks ke level tertinggi.
Gaya Main: Center Klasik Rasa Modern
Di era 90-an, NBA penuh sama big man sadis. Ada Shaq, Olajuwon, David Robinson, Karl Malone, dan Ewing sendiri. Tapi yang bikin Ewing beda adalah kemampuannya buat nembak dari mid-range.
Biasanya, center zaman dulu cuma berkutat di bawah ring. Tapi Ewing punya jumper yang smooth banget. Dia juga jago post move, footwork-nya rapi, dan nge-block dengan insting tajam.
Tipe center kayak gini yang bikin dia bisa bersaing di berbagai era.
Knicks vs Bulls: Rivalitas Panas Lawan MJ
Knicks di era Ewing selalu jadi salah satu tim terbaik di Timur. Tapi ada satu musuh besar: Michael Jordan & Chicago Bulls.
Setiap kali Knicks udah di ujung tanduk buat juara, selalu ada MJ yang ngerusak mimpi mereka di playoffs. Tahun 1993, Knicks udah unggul 2-0 di series, tapi tetep kena comeback dan kalah 4-2 gara-gara MJ ngamuk di sisa pertandingan.
Gara-gara ini, Ewing nggak pernah nyicipin cincin juara. Bukan karena dia nggak cukup bagus, tapi karena ada GOAT yang nguasain NBA waktu itu.
Akhir Karier & Warisan di NBA
Di penghujung kariernya, Ewing mulai kena cedera. Tahun 2000, dia cabut ke Seattle SuperSonics, terus main satu musim lagi di Orlando Magic sebelum akhirnya gantung sepatu.
Setelah pensiun, Knicks langsung ngepensiunin nomor 33 buat ngerayain jasanya.
Tahun 2008, dia masuk Basketball Hall of Fame dan diakui sebagai salah satu center terbaik sepanjang masa.
Sekarang, Ewing lebih banyak aktif di dunia kepelatihan. Dia pernah jadi asisten di beberapa tim NBA, dan terakhir jadi Head Coach Georgetown, universitas yang dulu dia bela.
Fakta Menarik Patrick Ewing
- Salah satu pemain dengan gaji tertinggi di NBA era 90-an
- Masuk dalam daftar 50 pemain terbaik NBA sepanjang masa
- Main bareng Timnas AS ‘Dream Team’ di Olimpiade 1992
- Punya post move khas yang disebut "Ewing Fadeaway"
- Fans Knicks masih nganggep dia sebagai pemain terbaik mereka sepanjang masa
Kesimpulan: Legenda Tanpa Cincin, Tapi Respek Seumur Hidup
Banyak yang bilang Patrick Ewing kurang dihargai karena dia nggak pernah juara NBA. Tapi kalo lo liat dampaknya di Knicks dan dunia basket, nggak ada yang bisa ngeragukan kualitasnya.
Dia bawa Knicks dari tim medioker jadi contender, dia bikin big man nggak cuma jago di bawah ring tapi juga dari mid-range, dan dia jadi salah satu ikon paling dihormati di NBA.
Jadi, cincin atau nggak, Patrick Ewing tetep GOAT-nya New York Knicks!